Jumat, 19 Juni 2015

Pesantren Kilat di Lapas Anak Jadi Kegiatan Utama di Bulan Ramadhan

Hari ini merupakan hari pertama di bulan Ramadhan dimana umat Islam menjalankan ibadah wajib di bulan suci ini yaitu berpuasa. Namun bulan Ramadhan sudah sepatutnya diisi dengan kegiatan bermanfaat yang menambah ilmu dan ketakwaan terhadap Allah SWT.

Untuk itu Lapas Anak Klas II B Muara Bulian bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kementrian Agama Kab. Batanghari mengadakan kegiatan pesantren kilat yang diadakan setiap hari selama bulan Ramadhan dari pukul 09.30 - 11.30 WIB.


Sriyono, S.Ag selaku Kasi Binadik (Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik) mengatakan kegiatan ini sengaja dirancang untuk membina warga binaan wanita dan anak didik di Lapas Anak Muara Bulian "Kita berharap dengan kegiatan pesantren kilat ini menjadi kesempatan untuk warga binaan muhasabah diri agar memaafkan kesalahan di masa lalu dan menambah ilmu tentang Agama Islam agar menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya."

Begitu pula dengan sambutan dari salah satu pengisi materi program pesantren kilat ini, bapak Syamsuri S.IQ dari Kantor Kemenag Batanghari mengatakan program ini turut mensukseskan program dari kementrian agama. "Kita sudah sering bekerja sama dengan Lapas Anak dalam kegiatan keagamaan, apalagi dalam bulan Ramadhan ini saya turut senang dapat berkontribusi memberikan materi kepada warga binaan dengan harapan dapat bermanfaat untuk mereka dan mempertebal iman dan ketakwaan kita semua," ungkapnya.


Pesantren kilat ini diikuti 36 orang Anak Didik dan 47 orang warga binaan wanita yang terlihat antusias mendengarkan tausyiah dari ustad yang bertemakan "Pengertian Puasa". Semoga Ramadhan ini menjadi berkah untuk seluruh petugas dan warga binaan di Lapas Anak Muara Bulian.






Kamis, 18 Juni 2015

Pelatihan Kerja, Ajarkan Anak Didik Terampil Bekerja dan Berkarya.

Rabu, 17 Juni 2015 tampak kesibukan di ruang bengkel kerja Lapas Anak Muara bulian. Tiga orang anak didik pemasyarakatan (andikpas) sedang dilatih untuk pembuatan lemari baju dari kayu. Bapak Sabar selaku staf binker turun langsung melatih anak didik step by step dalam pelatihan membuat lemari kayu. 

Adapun tujuan pelatihan ini untuk mendidik andikpas menjadi tenaga terampil yang dapat dimanfaatkan kelak ketika mereka bebas nanti. Meski bercucuran keringat, Ari (bukan nama sebenarnya) salah satu andikpas mengaku senang terpilih untuk mengikuti pelatihan ini. "Dengan pelatihan ini saya jadi tahu cara membuat perabot rumah tangga sederhana dari kayu".

Lemari kayu yang sedang dibuat oleh andikpas nantinya akan digunakan sebagai lemari baju warga binaan di dalam paviliun anak  dan paviliun wanita. Sehingga baju wbp yang selama ini hanya tersusun di dalam kardus dapat terlihat lebih rapi jika sudah ada lemari.

Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II B Muara Bulian terus berusaha berkreasi dan berinovasi dalam mewujudkan misi Pemasyarakatan yaitu "Melaksanakan perawatan tahanan, pembinaan dan pembimbingan warga binaan pemasyarakatan serta pengelolaan benda sitaan negara dalam kerangka penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia." (el)
 


Kamis, 11 Juni 2015

Lapas Anak dan Wanita Jambi Adakan Pelatihan Membuat Kue



Sejak tahun 2013 Lapas Anak klas II B Muara Bulian, Jambi juga menjadi lapas khusus warga binaan wanita. Saat ini ada 47 orang warga binaan yang menempati paviliun wanita di Lapas Anak. Banyaknya warga binaan wanita yang mayoritas adalah ibu-ibu membuat tim kreatif lapas anak berinisiatif membuat pelatihan membuat kue.

Kamis, 11 Juni 2015 bertempat di Ruang Binker (Bina Kerja) Lapas Anak disulap menjadi tempat pelatihan membuat kue. Sebanyak 10 orang warga binaan wanita antusias menyimak dan mengikuti tahap demi tahap cara pembuatan risol dan pancake coklat. Meski ini pelatihan yang pertama namun hasilnya cukup memuaskan. Bentuk yang menarik, rasa yang enak, menjadi kunci dari pelatihan kali ini agar kelak bisa menghasilkan produk makanan yang siap dijual ke tengah-tengah masyarakat.

Didik Budi Waluyo S.H, M.Si selaku Kalapas mengatakan kegiatan ini memang bertujuan untuk membina warga binaan wanita menjadi tenaga terampil yang dapat menghasilkan sesuatu yang berguna dan bisa diterima oleh masyarakat. “Dengan diadakannya pelatihan ini semoga warga binaan wanita tidak jenuh dalam menjalani masa pidana dan mendapatkan ketrampilan yang dapat berguna ketika mereka keluar dari lapas kelak”.

“Setelah produk makanan yang dibuat warga binaan wanita ini dirasa sudah pas bentuk dan rasanya maka kami para petugas yang akan memasarkan produk dengan cara berjualan dengan membuka stand dan melalui sosial media” Ungkap Ria Rachmawati selaku petugas sekaligus pengajar dalam kegiatan pelatihan ini”.

Rencananya pelatihan ini akan terus dikembangkan dan produk makanan yang dihasilkan akan dijual ke pasaran terutama mengingat sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan dimana masyarakat pasti mencari kudapan enak sebagai ta’jil berbuka puasa. (el)